Selasa, 28 Februari 2012

ya, karna kita sekarang sedang tak berada di rumah!


Lapar sekali malam ini, maaf ya lambung, aku tak bisa mengisimu dengan makanan, walaupun hanya sedikit. Ya karna kita sekarang sedang tidak berada dirumah. Maaf ya badan, aku hanya bisa membaringkanmu di ubin dingin malam ini, ya lagi-lagi karna kita sedang tidak berada di rumah. Maaf,,, aku hanya melihat beberapa butir nasi dan sepotong kecil dadar telor di atas pinggan itu, aku berbalik dan menahan lapar, karna aku tau kawanku yang di bawah juga lapar!
maaf aku hanya bisa membaringkanmu di atas ubin-ubin dingin malam ini seraya membenamkan rasa lapar itu. Maaf saat ini aku tidak bisa memanjakanmu. Karna kita sekarang sedang tidak berada di rumah. Mata, maaf karna telah memaksamu untuk mengeluarkan air keramat itu. Ya, lagi-lagi karna kita sekarang sedang tidak berada dirumah.
Mungkin kau bosan, bahkan bingung dengan kata-kata “ya, karena kita sekarang sedang tak berada di rumah”
Andai kau tau kawan! Ini bentuk penyesalan seorang insan yang selalu merepotkan setiap 3 malam itu. Andai kau tau kawan! Aku pun tak ingin merepotkan. Tak usah kau sindir aku dengan kata mu yang tajam itu. Aku kesini bukan untuk menghabiskan nasi mu juga bukan untuk mengurangi porsi makanmu. Maafkan aku karna terlalu sering bertamu, maafkan aku karna sering merepotkan. Aku tidak meminta untuk diperlakukan seperti raja, walaupun semboyan berkata “Tamu itu adalah raja”
Aku hanya igin dihargai sebagai tamu, walaupun kalian telah bosan melihat muka ku sebagai tamu.
Atau…..
Apa mungkin aku terlalu sensitif dengan sindiran tajam itu???

Senin, 27 Februari 2012

Hujan...!


Hujan itu terkadang membawa kebahagiaan yang memekarkan kuncup bunga didadaku, tapi terkadang juga membawa kesedihan yang menghujam dalam di hati.
terkesan galau tapi memang itu yang terjadi, hujan yang mengingatkanku saat-saat indah bersamanya hujan juga yang mengiringi kepergiannya.
Berapa banyak lagikah butiran hujan yang akan tertumpah saat kita bejauhan?
bolehkah kukutip satu butir untuk ditulis?
seandainya bisa,,,
kan kuukir rasa rinduku di setetes air yang kukutip
kan kurangkai satu persatu semua cerita bahagia kita
kan ku kembalikan lagi memorimu ke saat–saat kita bersama dulu
Bolehkah ku renggut mentari, kugenggam dan kugantungkan dihati ini? Lalu kuhentikan butiran yang menghalangi aku denganmu? Tetes demi tetes, agar aku bisa segera bertemu dengamu? ah, tidak.. bukan hanya setetes.. tapi sekaligus.. agar dalam sekejap, kau langsung ada di hadapanku, tersenyum.. Senyum yang secara ajaib mampu memberikan rasa hangat yang menyelimuti hatiku..

Bolehkah aku menguntai kata-kata lagi?
Kan kutitipkan helai-helai rabithah pada desir angin nan syahdu, kusematkan setangkai rinduku pada ranting yang berembun dan kumunajadkan segala asa untukmu.
Walau saat ini semua telah berbeda, kita tak lagi bersama. Bukan ini yang kita harapkan namun kenapa kita harus merasa sedih? bukankah semuanya akan berubah sejalan adanya waktu yang berubah? dan senyum itu pun akan kembali mengembang!

Rabu, 22 Februari 2012

cabe itu ternyata......

Hai nona!
Apa kau mau jadi cabe rawit?
Yang kecil tapi bersensasi.
Yang hijau tapi menakutkan.
Membakar setiap lidah,
Mengoncangkan ruang merah dengan pagar putih.
Tak alang juga kau dicari,
Dijadikan penyempurna bakwan
Teman risol dan tahu isi.
Kau suka berenang dilautan tocho?
Sering ku pergoki kau disana.
Acap kali kau ku temui.
Dan sekarang kau ada di hadapanku!
Kau mau aku apakan, ha??

Selasa, 21 Februari 2012

2 Hari di TFT


2 hari, ya hanya 2 hari kebersamaan ku dan teman-teman dipelatihan Training For Trainer (TFT) se-Sumbagut. Bertemu peserta dari berbagai daerah adalah sesuatu yang mengasyikkan bagiku. Ada yang dari Medan dengan logat bicara Medannya yang khas, ada yang dari Riau dengan wajahnya yang cantik, hitam manis. Ada juga yang dari STAIN Batu Sangakar, dari IAIN Imam Bonjol, UBH, tuan rumah UNP, STAIN Bukittinggi, UNAND, Politani, tentunya dari STKIP PGRI Sumbar dan banyak lagi yang blum ku sebutkan. Tapi sayang, yang dari Aceh nggak bisa datang.
Ruangannya luas, aula dengan kursi yang berjejeran rapi. Di depan ada panggung dengan layar besar dan 3 kursi, lebih tepatnya sofa tempat pemateri duduk dan sebuah meja yang bertambah indah dengan hiasan bunga di tengahnya.
Di luar ada dua meja bersusun rapi dibaluti kain panjang dengan motif yang unik, di atasnya ada berbagai buku dan gantungan kunci yang unik-unik. Aku lebih memilih melihat-lihat buku ketimbang registrasi. “registrasi tu bisa nanti aja!” fikirku. Bukunya bagus-bagus, Ada yang judulnya Jangan Sadarin Wanita, Jangan Sadarin Cowok sampai Jangan Sadarin Jilbaber.
tapi aku yang baru-baru mau menbaca ini lebih suka dengan novel. Jatuh pilihanku pada dwilogi novel SEKAR yang nggak terlalu tebal heheheh…
Eh,,, ada tangan yang menyeretku ke ruangan acara, ternyata acaranya udah dimulai. Gara-gara keasyikan liat-liat buku, mpe nggak tau kalau acaranya dah dimulai,, hehe Ulya, Ulya!
Aku duduk di barisan no 11 dari depan, tu kan gara-gara terlalu konsentrasi liat-liat buku jadi nggak dapat tempat duduk yang paling depan deh! Ya nggak apalah sesi kedua nanti aku bisa pindah kedepan. Acra dimulai dengan lantunan ayat-ayat Allah yang menggema keseluruh sudut aula itu.
Sesi pertama selesai, acara dipending sampai selesai ishoma. Selesai ishoma acara dilanjutkan, seperti kataku tadi, setelah makan aku berburu kursi depan dan hap… dapat! Aku duduk di barisan ke-2 dari depan. Materi dimulai, ku perhatikan dengan seksama kata-kata yang keluar dari mulut pematerinya. Decak kagum terus keluar dari mulutku, pematerinya adalah alumni ITB Bandung, beliau akrab dengan panggilan Kang Cecep walaupun nama beliau yang sebenarnya bukan itu. Dan satu lagi namanya Kang Ardian juga dari ITB.
Yang paling seru tu hari kedua, hari itu khusus untuk simulasi aja, 13 peserta yang udah terpilih untuk training hari ini telah mempersiapkan dirinya, tak sabar aku mo liat penampilan mereka.
penampilan pertama dari UNAND namanya Farid, penampilanya luar biasa! tapi karna waktu yang diberikan terbatas jadi kegantung materi yang disampaikannya. Terus Suhanda dari UIN SUSAKA Riau, ice breaking yang digunakannya asyik, jadi samangat! Ada juga dari Politani yang jelas banget gemeterannya, hahahha! Dan selanjutnya…dan selanjutnya…! Sampai ke-13 kontestan tampil dan akhirnya terpilih 5 trainer yang akan maju kebabak berikutnya, 2 dari UNP, 1 dari UNAND, 1 dari STAIN Batu Sangkar, dan yang satunya lagi perwakilan dari UIN SUSKA Riau. Disela acara ada penampilan nasyid dari team nasyid ARIF, wah.. banyak yang suka sama suara vokalisnya, buktinya banyak yang tepuk tangan dan minta lagi, termasuk aku hehehhe,,,!
Dan akhirnya sampai pada pengumuman siapa yang menjadi juaranya, dan ternyata juaranya jatuh pada perwakilan UKK UNP. Semua bertepuk tangan termasuk aku, meski perwakilan dari STKIP nggak jadi juara, yang penting kami disini bisa dapat banyak pengalaman dan pelajaran tentang bagaimana menjadi seorang trainer muda dan bagaimana menguasai acara. Pengalaman yang sangat berharga bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai daerah.
Selanjutnya pelatihan trainer yang lebih dahsyatnya lagi di ITB Bandung! Apa aku bisa kesana? Aku ingin ikut tapi aku pesimis karna biaya kesana nggak sedikit, tapi aku dan temanku Dhanti udah bertekad untuk nabung dan berangkat sama-sama ke Bandung.
Bandung Lautan ADK tunggu kami!





Bicara acara diluar daerah aku jadi ingat sarasehan yang diadain di IPB dulu, aku nggak bisa ikut karna keterbatasan financial, padahal aku pengen bageetttt tu!

Jumat, 17 Februari 2012

SD

kali ini aku ingin cerita tentang seorang teman masa SD dulu,
dia seorang lelaki yang saling berpacu dan berlomba dikelas untuk mendapatkan nilai yang paling bagus dikelas, berlomba untuk menjadi yang terbaik. menjadi yang unggul. terkadang aku mengalahkannya tetapi lebih sering aku yang dikalahkan olehnya. saat itu aku tak begitu hirau, aku hanya menganggap dia teman biasa, tetapi setelah 6 tahun bersama tibalah saat-saat kelulusan dan kami pun berpisah, walaupun awalnya ku kira kami akan melanjutkan ke sekolah menengah yang sama. tetapi tidak, jalanku dan jalannya berbeda. mulai saat itulah aku sadar kalau dia bukan hanya teman biasa bagiku, tetapi dia telah mengambil sebagian ruang dihati ku sebagai seorang Sahabat.
1 tahun berlalu,,, 3 tahun dan bahkan sampai sekarang waktuku berlalu tanpa dia.
kemaren waktu ngumpul-ngumpul sama ibu & ayah, aku mendapatkan satu kejutan. tentang dia.
ternyata dia tidak lagi kuliah, kabarnya dia berhenti karna keterbatasan financial. Terkejut! itulah yang kurasakan saat ku dengar kabar itu. dia yang kuharapkan bersama-sama menyonsong kesuksesan harus berhenti ditengah jalan.
 Oh Tuhan. berilah ia kesempatan.

Sabtu, 11 Februari 2012

Energi itu menggebu lagi....


BISMILLAHIRAHMANIRAHIM
Semoga tak ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Terkhusus sahabatku
sahabat, kurang lebih satu setengah tahun kita bersama menjalani kehidupan di gunung pangilun ini, bersama melangkahkan kaki menyusuri jalan-jalan setapak menuju kampus kita yang sederhana ini. Kita melangkah bersama, berorganisasi bersama, belajar bersama, saling berbagi cerita, saling berbagi suka dan saling menampung air mata, terkadang kita bertengkar dengan hal-hal yang sepele, tapi mungkin memang itulah bumbu-bumbu persahabatan yang akan menyempurnakan racikan persahabatan  kita. Maaf sahabat, sempat terbesit kekecewaan dalam hati ini saat kalian tak ikut serta dalam kegiatan lokal kita “foto bareng selokal” ke Pariaman, aku tahu dan mengerti alasan kalian.
“Mimi mau pulang kampung karna udah satu semester gak pulang kan mi?” aku mengerti dan merasakan kerinduan yang sama.
“Dhanti memang tak suka dengan acara-acara seperti ini, banyak mudharatnyakan?” Sebenarnya aku juga nggak ingin ikut, aku juga rindu dengan keluargaku di rumah, tapi kalau aku fikir-fikir, nanti pandagan warga lokal ke kita gimana? Nanti kita dianggap cuek, nggak peduli sama kekompakan local kita. Dan akhirnya kita dianggap terlalu tertutup.
Jujur, sampai saat sekarang aku masih ragu, mau ikut atau tidak. Aku ragu! Jika aku pergi tanpa kalian, acara itu akan hampa bagiku.
Dalam keraguan kulangkahkan kaki ke masjid, ternyata di masjid ada kak Ad -MR lama kita-
Ku ceritakan kebingungan ini,
“Kak, Ulya bingung kenapa Dhanti nggak mau ikut foto-foto bareng lokal. Katanya dia memang nggak suka kak, Ulya nggak tau apa alasannya kak, memang salah ya kak, pergi foto-foto bareng temen-temen selokal?” perlahan kuceritakan semuanya, kebingunganku akan alasan mengapa Dhanti nggak mau ikut foto-foto ke Pariaman.
“Begini Ulya, mungkin Dhanti ada alasan yang syar’i untuk tidak ikut acara foto-foto itu.” Tapi aku masih belum tenang,,,
“Tapi apa kak? Bukannya jika Dhanti, Mimi nggak ikut dan jika Ulya juga nggak ikut, itu berarti kalangan jilbaber aja yang nggak ikut foto-foto kak, nah,,, apa yang dikatakan teman-teman nanti? Pasti mereka menganggap kalangan jilbaber itu terlalu “ekstrim” nggak mau berbaur dengan yang ‘ammah.”
Kakak tersenyum, memandangku dan menjawab
“kita punya komitmen dek, kita berpegang pada 2 buhul. Buhul itu Al-qur’an dan Al-hadist. Sekarang coba Ulya fikir. Apa mamfaatnya Ulya ikut foto-foto itu? Apalagi tempatnya di Pariaman.”
“Untuk menjalin kekompakkan kak,”  dengan semangat aku menjawab.
“Ulya, menjalin kekompakkan itu tidak seperti itu caranya dek. Kalau Ulya pergi kesana apa coba mamfaatnya? Hanya berhura-hurakan? Akan lebih baik jika kita menjalin kekompakan dengan hal-hal yang lebih bermamfaat seperti bakti social, takziah kerumah teman, menjenguk teman yang sakit secara bersama-sama. Kalau seperti itukan mamfaatnya dapat, kekompakannya juga dapat, gimana dek?”
Setelah ku fikir-fikir benar juga yang dikatakan kakak. Dan ku putuskan untuk nggak ikut ke Pariaman, terserah apa yang akan dibilang teman-teman selokal. Aku dengan komitmenku, aku dengan 2 buhul itu.
Terima kasih kak, kurasakan energy baru mengalir dalam darah ku, membangkitkan semangatku.