Minggu, 01 Januari 2012

Hari ibu, bingung _bahagia atau sedih?

pagi itu terasa aneh bagiku,, udara pagi ini terasa menusuk tulangku, entah kenapa, aku masih bingung.
pagi ini yang seharusnya merupakan hari yang paling bahagia untuk ibu-ibu di seluruh dunia, malah menjadi hari yang sangat mencekam untuk sahabatku yang ku panggil Yuli, tadi pagi dia dapat telfon dari kampung yang mengabarkan bahwa ibunya pingsan, tak sadar, tak dapat lagi membuka mata. shok memang-aku pun shok memdengarnya- aku tahu saat itu fikiran ku, fikiraannya melayang jauh, berharap tak terjadi apa-apa pada seorang wanita yang kami panggil Bunda-aku juga memangil Bunda karna sudah lama kenal dengan ibu Yuli-.

walau sudah berusaha menghilangkan pemikiran pemikiran negatif yang akan terjadi sama bunda, tapi tak bisa juga. ntah kenapa?
Yuli langsung pulang ke kampungnya, menemui Bunda yang sudah tak berdaya lagi, ku tau perasaan gundah terus menyelimuti setiap jalan yang dilalui sahabatku ini. terang saja. sampai dirumah orang-orang sudah memenuhi kediaman kecil itu. tak kuasa menahan. akhirnya air itu tumpah ruah membasahi bumi, ya tepat dihari ibu, ibunya pergi.


mendengar berita itu aku dan 3 teman yang lainnya lengsung menyusul ke Pancuang Taba -kampung Yuli-
kegelisahan, keresahan, kesedihan bercampur di hatiku,,,, aku tau,aku tak sanggup menahan butiran-butiran air tu, akhirnya ku izinkan dia jatuh, dan aku berjanji, hanya disini ku izinkan butir-butir itu jatuh. ku tak akan menangis di depan Yuli, kanku hubur dia dengan cinta, kan ku ajarkan ketegaran dengan cerita.


akhirnya kami berempat sampai dirumah mungil ini. ada yang berbeda, biasanya kami disambut dengan senyum hanyat Bunda tapi kini ,rumah mungil ini dingin tanpa senyuman Bunda. owh,, rasanya buturan itu menyesak lagi, igin keluar. tapi tidak! aku sudah janji. saat bertemu Yuli, tagisan pecah saat itu, hanya aku yang menahan tangis. ya hanya aku yang tidak mengeluarkan butiran-butiran itu. aku hanya memeluk yuli dan membisikkan ke telinganya,"Allah tidak akan membebani hambanya diluar kemampuannya, Allah suka orang yang tegar" dan ku berikan senyuman hangat untuknya. tampak air muka Yuli berubah, seakan mengatakan "aku akan tegar demi ibuku"


"Yuli jangan pernah merasa sendiri, karena kita adalah keluarga"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar