Sabtu, 21 Januari 2012

Hingga Kutemukan Laut Biru ku


Samudra Maksiat
Setitik embun, menetes digersangnya hati itu, hati yang selalu berenang diluasnya samudra dosa tanpa tabung oksigen keimanan, tanpa selaput kaki komitmen layaknya perenang ulung, ya! perenang ulung yang menyeberangngi samudera kotor itu. Ntah kenapa ditengah jalan ku tersedak limangan air kotor itu, air itu masuk ke mulutku, melewati sela-sela gigiku, terus masuk ketenggorokanku. Pahit!!! Rasanya sangat pahit kawan. Kenapakah aku harus merasakan tegukan air kotor ini?? Mungkinkah ini teguran Tuhan?
Ya, mungkin ini teguran tuhan yang masih menyayangi seonggok daging yang telah lama bergelimang dosa, berenang di lautan kotor yang kusebut “Samudra Maksiat” yang telah membawa onggokan daging tanpa nurani itu pada kenikmatan Dosa yang hanya sesaat. Kebahagiaan Fana!!!
Kini ku tersadar bahwa tegukan pertama itu adalah teguranNya agar aku menggunakan akal ku untuk mencari jalan keluar dari “Samudra Maksiat” dan mencari Lautan Biru yang lebih jernih, sangat jernih, dan berkilauan memantulkan cahayaNya yang Kuasa. Yang jika onggokan daging itu menyelam menyusuri laut itu, bintik-bintik hitam yang melekat pada onggokan itu perlahan akan sirna. Bahkan jika onggokan itu menyelam lebih dalam lagi, dia akan menemukan mutiara-mutiara yang berkilauan di dasar lautan, di dalam Tiram Raksasa. Memang sulit untuk mendapatkan Mutiara itu tetapi itu bisa didapatkan dengan tekad yang kuat kawan!
Laut Biru ku
Dan inilah yang aku lakukan sekarang, berusaha keluar dari kotornya “Samudra Maksiat” dan menemukan Lautan Biru yang jika airnya diteguk akan menghilangkan dahaga, yang jika ku selami lebih dalam lagi maka kan dapat ku raih MUTIARA itu. Hingga berakhir dengan Happy Ending...!!!!

1 komentar: